Mengingatkan untuk saling menguatkan..

Minggu, 07 April 2013

On 09.46 by Elza Septiani   No comments
 sebut saja namanya E. sejak dia kecil bapak ibunya tidak pernah memaksa si E untuk berjilbab. tetapi, untuk belajar agama, hampir setiap hari selalu di ajarkan oleh ustadz di kampung si E. dari belajar huruf hijaiyah, sampai katam al-quran.si E sangat pintar mengaji, dan suara merdunya sangat disukai oleh masyarakat sekitar..lama kelamaan, dengan bertambahnya usia. dan bertambah tingginya jenjang pendidikan, mengakibatkan berkurangnya waktu si E untuk lebih memahami agamanya. hal itu sangat wajar, karena pada waktu itu banyak kegiatan sekolah yang dia ikuti. hingga hampir setiap hari, si E pulang sore. 
awalnya, ibu si E komplain karena sudah jarang untuk mengaji. hampir setiap hari ibunya memarahi akan hal itu. tapi, si E tidak menanggapi omelan sang ibu. lama-kelamaan, ibunya si E membiarkan hal itu. 
oh ya, cara berpakaian si E sangatlah tidak menampilkan syariat islam.selalu memakai celana pendek dan baju kaos oblong lengan pendek. begitu terus, hampir setiap hari. 
sebenarnya, si E sangat ingin memakai jilbab. but,, banyak hal yang membuat si E mengurungkan niatnya tersebut. alasan-alasan yang tidak masuk akal selalu dia lontarkan, "mengapa pakai jilbab, kalau kelakuan gak benar.." begitulah kata si E. dan juga si E sering bilang "lebih baik menjilbabkan hati, baru menjilbabkan diri"..
si E mengatakan demikian, karena menyesuaikan dengan fakta yang ada. pada era dia beranjak dewasa. banyak perempuan yang memakai jilbab, tetapi kelakuannya sangat memalukan. hal itu lah yang mengunci hatinya untuk mengurungkan niatnya berjilbab. dan juga, shalat 5 waktu si E pun, sering bolong-bolong..
ckckckckckkk...
terkadang dia iri dengan orang yang berjilbab seperti berjubah, kelihatannya anggun sekali orang tersebut.
hingga pada suatu hari, ketika kelulusan SMP si E di bingungkan akan satu hal. kemanakah akan dia lanjutkan jenjang pendidikannya? ke SMA atau pesantren ?
si E sibuk mencari referensi antara SMA dan pesantren, dari ibu-ibu hingga kakak-kakak yang bersekolah di keduanya. bingung, itulah yang dia rasakan. menentukan pilihan itu sungguh sulit. karena ketika kita sudah memilih, terimalah pilihan itu apapun yang terjadi. entah perubahan yang baik atau malah sebaliknya..


to be continued.......





0 komentar:

Posting Komentar